REMAJA DAN RESIKO TRIAD KRR


TRIAD KRR


REMAJA DAN RESIKO TRIAD KRR

Remaja sebagai sosok individu yang masih labil, dalam kehidupan sehari-harinya banyak dikelilingi oleh berbagai model / contoh perilaku yang dapat membahayakan masa depan mereka. Apa itu perilaku beresiko?
Perilaku beresiko pada remaja di zaman globalisasi ini adalah SEKS BEBAS, NAPZA, DAN HIV – AIDS. Perilaku beresiko pada remaja ini di BKKBN dikenal dengan istilah “ TRIAD KRR ” atau TRIAD Kesehatan Reproduksi Remaja.
TRIAD KRR merupakan hubungan yang saling berkaitan erat manakalan seorang remaja terjerumus pada salah satu perilaku beresiko yang dimaksud, maka remaja tersebut akan beresiko pula untuk memasuki perilaku beresiko lainnya. Misalnya seorang remaja yang sudah kecanduan Napza, maka ia akan memiliki perilaku beresiko seks bebas dan beresiko pula terkena HIV/AIDS. Untuk lebih jelasnya, berikut ini ada penjelasan tentang perilaku beresiko. Cekidoooot guys :

- PERILAKU SEKSUAL




Perilaku seksual adalah segala tingkah laku pad individu yang muncul karena adanya dorongan hasrat seksual, baik itu dengan lawan jenisnya maupun dengan sesama jenis.
Dorongan hasrat seksual merupakan anugerah ciptaan Tuhan, dalam upaya melestarikan umat manusia di dunia ini. Hasrat seksual atau dorongan hasrat seksual ini mulai berkembang pada remaja manakala serangan hormon setrogen dan hormon testosterone yang semakin aktif pada usia remaja, yang menyebabkan remaja mengalami berbagai perubahan dari sisi fisik maupun psikologisnya.
Bentuk – bentuk perilaku seksual pada remaja diawali dengan munculnya rasa tertarik kepada lawan jenis / pasangan, kemudian berkencan, bercumbu sampai berhubungan seksual yang seharusnya dilakukan pada pernikahan nanti.
Resiko perilaku seksual pada remaja adalah terjadinya Kehamilan yang Tidak Diinginkan (KTD), pernikahan dini dan aborsi (aduduuuuh... ngeri banget yah!)

- NAPZA




Napza merupakan singkatan dari Narkotika, Psikotropika, dan Zat Adiktif. Pada kasus – kasus tertentu Napza tidak merugikan seseorang bahkan dapat membantu manusia terutama dalam dunia kedokteran. Namun pemakaian illegal NAPZA akan berdampak pada terjadinya penyimpangan perilaku. Pada remaja yang notabene ingin merasa diakui oleh lingkungan sekitarnya atau sekedar untuk melarikan diri dari masalah, pengaruh napza dapat merusak masa depan mereka. Jenis – jenis NAPZA yang sering digemari oleh remaja diantaranya KOKAIN, MARIYUANA, EXTASY ALCOHOL, DLL.
Resiko perilaku remaja yang menggunakan NAPZA adalah adanya ketergantungan / kecanduan pada salah satu jenis obat-obatan terlarang tersebut sehingga mengakibatkan hilangnya kesadaran, berkurangnya kreativitas, menurunnya prestasi berlajar dan lemahnya kontrol diri, dll.

- HIV / AIDS




HIV = Human Immunodeficiency Viruses atau AIDS = Acquired Immuno Deficiency Syndrome, sampai saat ini masih merupakan jenis penyakit yang paling mematikan, karena belum ada obat penyembuhnya. Sebagai salah satu jenis penyakit mematikan (walaupun masa inkubasi sekitar 10 tahun) yang pada saat ini hanya dikenal remaja sebagai bagian dari penyakit biasa.
Banyak remaja yang belum mengetahui bahwa penyebaran HIV ini paling cepat melalui jarum suntik dan hubungan seksual. Dan penderita HIV / AIDS sulit dideteksi kecuali melalui pemeriksaan Ellisa.
Menurut data dari Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat, jumlah penderita HIV / AIDS di Jawa Barat sampai dengan bulan Maret 2011 sebanyak 3.537 orang penderita AIDS dan 2.172 orang positif terkena HIV, dan persentasi terbanyak adalah golongan usia produktif yaitu 20 – 29 tahun (3.128 HIV / AIDS).
Perilaku seks bebas dan Napza merupakan perilaku yang paling dekat dan beresiko tertularnya HIV / AIDS.








Penderita HIV/AIDS di Daerah Istimewa (DI) Yogyakarta akan mendapatkan bantuan pembiayaan pengobatan jaminan kesehatan semesta 2013.
Kepala Badan Pelaksana Jaminan Kesejahteraan Sosial Daerah Istimewa Yogyakarta, Pembayun Setyaning Astuti di Yogyakarta, mengatakan orang dengan HIV atau AIDS (ODHA) akan dimasukkan ke dalam Jaminan Kesehatan Semesta (Jamkesta) meskipun tidak secara khusus. Namun mereka tergabung dalam kategori kelompok berisiko HIV/AIDS.
"Memang belum secara tegas dan khusus mengalokasikan untuk ODHA namun, mereka telah tercakup dalam kelompok beresiko HIV/AIDS, yang telah masuk dalam Jamkesta," katanya, Senin (18/3).
ODHA yang akan dimasukkan dalam Jamkesta DIY adalah yang masuk dalam kategori Penerima Bantuan Iuran (PBI) yakni masyarakat miskin atau sangat miskin, serta Coordination Of Benefit (COB) yakni masyarakat yang rentan miskin.
"Masyarakat rentan miskin yakni masyarakat yang produktif dan mampu namun ketika masuk tingkat Rumah Sakit memang tidak memiliki kemampuan. Sementara bagi ODHA diluar kategori PBI dan COB kebijakan bantuannya masih dalam pembahasan Pemerintah Provinsi dengan Kabupaten/Kota," katanya.
Selanjutnya, kata dia, bantuan Jamkesta untuk ODHA untuk 2013 hanya diperuntukkan bagi pembiayaan pengobatan semua penyakit ikutan (Infeksi Opportunistik) yang disesuaikan dengan indikasi medis.
"Kami memang hanya membantu pengobatan Infeksi Opportunistiknya saja, asalkan sesuai dengan indikasi medis maka berapapun kebutuhannya walau harus melebihi Rp15 juta akan tetap kami bantu," imbuhnya.
Sementara untuk terapi atau perawatan lanjutan bagi ODHA dengan obat Antiretroviral (ARV), kata dia masih akan dibantu oleh lembaga donor Internasional "Global Fun".
"Sampai tahun ini masih ada pendanaan dari Global Fun bagi ODHA, oleh karena itu tentu tidak diperkenankan satu pasien mendapatkan bantuan dari dua sumber.Untk pengobatan ARV direncanakan telah masuk Jamkesta pada 2014," ujarnya.
Sebelumnya, Sekretaris Komisi Penanggulangan (KPA) AIDS DIY, Riswanto, mengatakan setiap tahun jumlah kasus HIV/AIDS di DIY rata-rata masih bertambah 150 kasus setiap tahun.
Sesuai data akumulasi penghitungan KPA DIY sejak 1993 hingga November 2012 terdapat 1.941 kasus HIV/AIDS yang terdiri atas 831 kasus AIDS dan 1.110 kasus HIV. (ANT)



sumber : mertonews.com


Demikianlah kaitan TRIAD KRR dengan perilaku beresiko pada remaja dewasa ini. Namun demikian bukan berarti masa remaja demikian suramnya, namun hal ini perlu upaya-upaya dari remaja sebaga pelaku utama serta lingkungan sebagai pelaku antara untuk mencegah terjadinya resiko TRIAD KRR ini dengan upaya – upaya seperti ini :
- Mengikis kebodohan dan kemiskinan
- Membuka Akses Layanan Informasi dan Konslutasi Kesehatan Reproduksi kepada Remaja
- Meningkatkan Pertisipasi Remaja dalam TRIAD KRR melalui peer group
- Sosialisasi Hak – Hak Reproduksi yang dimiliki oleh setiap individu.
- Meminimalkan informasi seks bebas melalui media.
- Penundaan Usia Kawin minimal 20 tahun bagi wanita
- Menciptakan lingkungan keluarga yang komunikatif, kondusif dan informatif.


Manakala remaja bebas dari resiko TRIAD KRR, maka akan tercipta TEGAR REMAJA, yaitu remaja yang mampu berperilaku sehat, terhindar dari resiko seks bebas, napza dan HIV / AIDS, maumenunda usia pernikahan, bercita-cita mewujudkan keluarga kecil sejahtera dan bahagia, dan mampu menjadi contoh / model bagi teman sebayanga dalam menjalankan proses kehidupan reproduksinya secara sehat dan bertanggung jawab.


Nah, itu dia TRIAD KRR remaja. Diharapkan setelah mengetahui info ini, para remaja sehat bisa mengatur polha hidupnya kearah yang lebih baik lagi dengan menjauhi TRIAD KRR diatas. Gamau kan kalo masa depan remaja sehat jadi suram karena TRIAD KRR? Iyuuuuuwh... jauh jauh deh ya :p
Okidiii... cukup sekian dari admin hari ini. Semoga bermanfaat ya :) salam remaja sehaaat!

Komentar

Postingan populer dari blog ini

LANSIA TANGGUH DENGAN 7 DIMENSI

Generasi Berencana (GenRe), Menuju Generasi Emas Indonesia